Ciri-ciri, Penyebab Anak Down Syndrome & Terapinya - Sindroma Down (SD) yaitu himpunan kelainan atau tanda-tanda penyakit yang diketemukan oleh dokter asal lnggris, John Longdon Down, pada th. 1866. Dulu SD cuma diketemukan di seperti Mongolia. Saat ini, kelainan itu bisa berlangsung di mana-mana.
Penyakit ini 95 % dikarenakan kromosom penambahan di kromosom 21 (trisomi 21) serta 5 % kelainan kromosom pada sel 17, 18, serta 35. Kromosom yaitu satu material didalam sel badan yang memastikan seperti apa serta bakal jadi bagaimanakah seorang nantinya.
Menurut Dr. Ferial H. Idris, Sp. RM, MS, dokter Rehabilitasi Medik RSCM, Jakarta, SD tidaklah penyakit keturunan. Trisomi 21 berkorelasi dengan meningkatnya umur ibu waktu melahirkan, ketebalan fetal nuchal translucency (NT), kandungan serum beta-human chorionic gonadotropin (hCG), serta menyusutnya serum kehamilan yang berkenaan dengan plasma protein A (PAPP-A).
Pemicu SD berbagai macam, yaitu radiasi, dampak obat, terinfeksi virus, serta usia ibu waktu hamil, yang disebut aspek paling tinggi terjadinya SD.
Data usia frekwensi peristiwanya seperti berikut :
Usia lebih kecil dari 30 th. frekwensi peristiwa 1 : 1. 500
30-34 th. 1 : 750
35-39 th. 1 : 280
Usia 40-44 1 : 130
serta usia semakin besar dari 45 th., peristiwanya 1 : 65.
Beberapa gejala anak dengan SD, bentuk kepala pendek (lebar), muka bulat, ceper (pipih), hidung pesek, jarak ke-2 bola mata jauh, telinga kecil, mulut kecil, lidah terbelah atau menjulur keluar, leher pendek, badan pendek, jari-jari pendek, nada rendah, artikulasi kerap salah, genital pria kurang berkembang, tengah wanita lebih normal, otot tonus rendah serta sendi luntur, ada kelainan jantung, paru-paru gampang infeksi, retardasi mental atau alami keterbelakangan.
|
Gambar Ciri-ciri Down Syndrome |
Masih tetap menurut Dr. Ferial, nyaris seluruhnya anak SD memiliki mental retardasi (MR) dengan derajat beragam. Derajat mental retardasi anak SD seperti berikut :
1. MR enteng/dapat didik (IQ 50-70) : bisa diajar membaca, menulis, berhitung. Bisa diarahkan supaya berlaku berbuat sesuai sama lingkungan sosialnya. Bisa lakukan pekerjaan simpel, hingga dapat mencari nafkah.
2. MR tengah/dapat latih (IQ 35-49) : bisa dilatih komunikasi simpel, kesehatan basic, tingkah laku aman, ketrampilan manual simpel, gagal belajar membaca berhitung.
3. MR berat/dapat latih (IQ 20-34) : bisa dilatih dengan cara systematis untuk makan, minum, mandi. Membutuhkan pertolongan orang lain.
4. MR sangat berat/dapat rawat (IQ 20) : sangatlah bergantung pada orang lain.
Dr. Ferial mengingatkan, keluanga dapat jadi sumber paling utama dalam tingkatkan kekuatan anak SD. Hal semacam ini dapat terwujud apabila orang-tua bisa membuat lingkungan kondusif, mengetahui kemampuan serta terbatasnya anak, dan bersedia lakukan aktivitas berbarengan.
Penambahan kekuatan anak-anak SD bertahap, sesuai sama tonggak perubahan yang sudah diraih serta penambahan IQ.
Perjuangan Aryanti Membesarkan Anak Sindroma Down
Kebahagiaannya pernah pupus lantaran Michael, anak ketiganya, menanggung derita sindroma down (SD). Melalui pemahaman yang benar langkah mendidik anak SD, ia sukses bikin Michael jadi pribadi yang mengasyikkan serta berprestasi di bagian berolahraga di tingkat nasional ataupun internasional.
Th. 1989, Aryanti R. Yacub rasakan kebahagiaan tidak ada tara Di umur 35 th., Tuhan masih tetap mempercayainya untuk hamil kembali. Waktu itu putra keduanya Marcel, telah berusia delapan th..
Pada 25 Februari 1990, Yanti, sekian ibu sumringah ini umum disapa melahirkan seseorang bayi mungil nan lucu melalui persalinan bedah caesar. Jabang bayi yang dinamakan Michael R. Yacub ini lahir dengan berat 3, 3 kg.
Sebenarnya dokter kandungan menyebutkan bahwa Michael dapat lahir pada tanggal 24 Februari, seperti Marcel, kakaknya. Tetapi agar ada ketidaksamaan kakaknya, Yanti pilih tanggal 25 juga sebagai hari lahir Michael.
" Bukan hanya tanggal kelahiran, Michael juga tidak sama dengan kakaknya lantaran ia penyandang sindroma down, " papar Yanti.
Air Liur
Saat memiliki kandungan anak ketiganya ini Yanti terasa tidak ada ketidaksamaan yang mencolok pada Michael serta ke-2 kakaknya Marco serta Marcel yang lahir normal serta tumbuh jadi pribadi yang sehat serta berprestasi baik di sekolah ataupun diluar sekolah. Begitupun sesudah lahir, penampilan fisik serta raut muka Michael tidak beda dengan ke-2 kakaknya pada saat bayi.
Bahwa lalu ada ketidaksamaan malah di ketahuinya dari pertanyaan rekan-temannya di lingkungan rumahnya. Itu juga sesudah Michael berumur lebih kurang satu tahun. Rekan-temannya kerap ajukan pertanyaan kenapa air liur Michael agak tidak sama dengan bayi biasanya. Awalannya, ia tidak menghiraukan pertanyaan-pertanyaan itu.
“Saya pikir perkembangan Michael normal seperti ke-2 anaknya. Di umur tiga bln. Michael telah dapat duduk. Duá bln. lalu telah mulai merangkak serta belajar berdiri, walau air liurnya senantiasa ngeces. Perubahan fisik serta psikisnya waktu itu normal pas pada waktunya, ” ungkap Yanti.
Tetapi, untuk meniadakan rasa penasaran lihat Michael yang senantiasa ngeces, pada akhirnya Yanti mengambil keputusan berkonsultasi dengan dokter anak langganannya. " Waktu itu dokter telah berprasangka buruk bila Michael memiliki kelainan. Sayangnya, dokter masih tetap belum meyakini. Karena, dipandang dari perubahan serta garis tangannya, Michael tidak tunjukkan sinyal tanda anak dengan SD, " kenangnya.
Dokter merekomendasikan untuk memeriksakan kromosom Michael di suatu rumah sakit di Singapura. Yanti pasti penasaran atas info awal dokter. Ia juga memeriksakan keadaan kesehatan Michael di suatu rumah sakit di negeri jiran itu.
Trisomi 21
Di Singapura, Michael melakukan kontrol secara detail. Sebulan menanti, Yanti memperoleh telephone dari Singapura. yang menyebutkan anaknya positif alami kelainan pada komosom 21 atau trisomi 21.
Wajarnya kromosom terbagi dalam duä kromosom. Pada anak SD, kromosom 21 terbagi dalam tiga kromosom serta dimaksud trisomi 21. Efeknya yaitu masalah info genetika hingga penderitanya alami penyimpangan fisik.
Semestinya orang-tua, hatinya gundah gulana. Yanti tidak paham mesti berbuat apa. Tetapi, ia terasa mujur lantaran saat sebelum info positif itu didengar, hubungan kasih sayang pada anak bungsunya itu sudah tumbuh demikian mendalam.
“Awalnya saya tak yakin hasil kontrol di Singapura itu. Dipandang dari perubahannya, Michael tumbuh jadi pribadi yang mengasyikkan. Ia periang, serta komunikasinya terbilang lancar. Lumrah saja apabila saya tidak tahu dimana letak masalahnya, " katanya.
Waktu itu ia masih tetap mengharapkan Michael dapat berkembang jadi anak normal seperti ke-2 kakaknya. Tuturnya, " Walau dunia merasa gelap gulita, hati saya ikhlas terima situasi Michael. "
Bln. untuk bln., th. untuk th. bertukar, Yanti mengasuh Michael dengan penuh kasih sayang, tanpa ada ingin membedakan dengan ke-2 anaknya yang lain. Ia rajin memburu info sekitar anak-anak dengan SD. Buku kesehatan terbitan luar ataupun dalam negeri dilahapnya. Konsultasi dengan dokter pakar juga tidak henti dijalani Yanti serta suami.
Dengan cara periodik, Yanti memeriksakan keadaan perubahan fisik serta jiwa Michael pada Dr. Jan Rusch, dokter langganannya di Singapura. Ia juga kerap berkonsultasi dengan Dr. Riswanto Rachmat, dokter umum yang banyak mengatasi banyak pasien SD.
Tidak diterima Sekolah
Sesudah Michael berumur lima th., ia punya niat memasukkannya ke suatu grup bermain dengan kata lain playgroup. Tetapi, sebagian playgroup yang didatangi tidak ingin terima Michael juga sebagai murid.
Mereka beralasan tak memiliki pengalaman mengatasi anak dengan SD. Bahkan juga, ada satu diantara tempat yang terang-terangan menampik lantaran cemas orang-tua murid akan memperlancar memprotes.
Walau sebenarnya, Yanti terasa anaknya tak kalah cakap di banding anak-anak sepantarannya. " Saya ajukan pertanyaan pada diri sendiri, apakah Michael menjijikkan untuk orang di sekelilingnya? "
Tuhan Maha Adil serta Bijaksana. Ia terasa bersukur serta mujur masih tetap ada grup bermain yang ingin terima Michael juga sebagai muridnya. Tempat itu bernama KB Kembang, berlokasi di bilangan Kemang, Jakarta Selatan.
Keponakan serta ke-2 anaknya kebetulan lulusan sekolah itu. Kebetulan juga, kepala sekolah tengah menerjemahkan suatu buku perihal perubahan serta perlakuan anak anak cacat mental. Sang kepala sekolah juga mengharapkan Michael ingin jadikan bahan studi kasusnya.
Satu tahun lalu, Yanti menyekolahkan anaknya di sekolah spesial anak-anak keterbelakangan mental, Dian Grahita, di lokasi Kemayoran, Jakarta Pusat. Sampai saat ini Michael jadi satu diantara murid berprestasi di sekolah itu.
Dibantu Akupresur
Terkecuali diakukan dengan cara medis, Yanti juga membawa Michael berobat alternatif. Ia teratur menjumpai sinse asal Malang, pakar pengetahuan beladiri Shaolin serta akupresur yang dengan cara periodik berpraktik di bilangan Slipi Jakarta Barat.
Mulai sejak umur 6 sampai 10 th. Michael memperoleh therapy akupresur. Awalannya therapy dikerjakan satu bulan sekali, setelah itu dua bln. sekali. Akhirnya, Michael terbilang lebih sehat serta kuat di banding dibanding rekan-rekan sebaya sesama pasien SD.
“Otot-otot serta kecerdasannya tidak sama dengan rekan-temannya sesama pasien SD yg tidak lakukan terapi akupresur, " papar Yanti.
Ia mencontohkan, walau IQ Michael waktu dites di Singapura 60-69, ia telah punya kebiasaan menyalakan teve, menempatkan compact disk sendiri, atau memainkan alat musik.
Michael terbilang cerdik walau memiliki masalah bicara. “Ia bawel walau kata-katanya tidak terang. Ia senantiasa mau ngomong, walau yang di ajak bicara tak dapat mengerti. Apabila stres lantaran orang lain tidak memahami apa yang di idamkan, Michael bakal memakai bhs badan untuk menuturkannya. Misalnya, apabila mau mi, Ia bakal memperagakan tengah makan mi, ” tuturnya.
Pergantian untuk pergantian selalu berjalan. Pergantian berlangsung terutama waktu Michael merayakan lagi th.. Misalnya, walau di 1- 10 th. masih tetap mengompol, pas pada hari pertama lagi tahunnya ke-11, ia tidak lagi ngompol. Begitupun dalam menghafalkan sebagian kalimat yang di rasa sulit, demikian merayakan lagi th. ia telah dapat mengerjakannya dengan baik.
Ulangtahun senantiasa penuh barokah baginya.
Berolahraga Sangatlah Membantu
Kecerdasan Michael dirasa jadi tambah sesudah ia diikutsertakan ke sebagian kompetisi berolahraga. Ia bahkan juga sekian kali jadi juara di beragam kompetisi berolahraga spesial penyandang cacat.
Th. 1996 yaitu awal Yanti tahu berolahraga dapat dibuktikan menyebabkan kegairahan serta kebahagiaan untuk anak-anak penyandang cacat mental. Waktu itu, ia tengah asik melihat beragam kompetisi Olimpiade di Atanta, Amerika Serikat. Tidak berniat, Yanti lihat tayangan perihal Special Olympics (SO) untuk penyandang tunagrahita.
Khayalannya mulai muncul, satu saat Michael dapat tampak di SO. Ia berupaya mencari tahu perihal SO melalui internet serta mengharapkan buah hatinya dapat memperoleh kebahagiaan seperti beberapa penyandang tunagrahita dalam SO. Michael memanglah senantiasa diikutsertakan dalam tiap-tiap aktivitas keluarga. Kemauan itu di dukung oleh ke-2 anaknya, Marco (27) serta Marcel (25).
" Michael sukai bermain golf serta boling. Saat coba cari info perihal SO tersebut, saya baru tahu bila di Indonesia ada SO Ina, Special Olympics Indonesia, " katanya.
Michael juga di ajak berkuda, main sepeda. basket, sepakbola serta tenis meja. Kebetulan di sekolah Dian Grahita, ada guru sebagai pengurus SO Ina. Pada akhirnya Yanti temukan tempat latihan berolahraga untuk anaknya. Sesudah ikuti SO Ina, perkembangan Michael luar umum. Dia jadi penuh semangat. Yäng semula cuma bermalas-malasan, jadi ingin jalan. Bila awal mulanya penakut, jadi lebih berani.
Dalam pertandingan atletik, Michael senantiasa unggul di banding dengan rekan-rekan sesama pasien SD, walau umur mereka tambah lebih tua. " Tidak heran, Michael kerap diikutsertakan SO Ina dalam kejuaraan tingkat nasional ataupun internasional, " ungkap Yanti bangga.
Terasa Berharga
Di tingkat nasional, pada Minggu Berolahraga Nasional (Pomas) Penyandang Cacat th. 2001 sampai 2004. Michael berlangganan medali emas lari 100 m. Di Pomas th. 2005, ia beroleh medali perak renang style dada serta bebas. Di tingkat internasional, pada SO World Summer Games Xl th. 2003 di Dublin, Irlandia, ia beroleh medali perak lari 50 m serta perunggu untuk lempar bola.
Prestasi-prestasi yang dicapai Michael, tak saja membanggakan Yanti, namun juga membanggakan diri Michael sendiri. Perubahan fisik serta psikisnya juga tumbuh dengan cepat.
Untuk Yanti, keterlibatan Michael dalam SO Ina serta SO bikin yang berkaitan terasa dihargai juga sebagai individu. Hal semacam ini bikin dia berlaku lebih positif, semi sal lebih berani, lebih disiplin, tak gampang stres, serta ingin berupaya bersosialisasi.
" Aktivitas Michael sama dengan anak normal. Terkecuali sekolah, dia juga turut beragam therapy serta les. Setiap harinya penuh dengan aktivitas, dari jam 06. 30 sampai 16. 00, kadang-kadang sampal jam 19. 00, " katanya.