Masalah : " Saya seseorang gadis (24). Saat kuliah di kota S, saya berpacaran dengan A sepanjang 3 th.. Setahun pertama seluruhnya jalan lancar serta sekian kali kami lakukan beberapa hal yang menghadap pada jalinan sex. Hingga satu kali jari tangan A berdarah. Dari peristiwa ini, saya berasumsi peluang yang berlangsung pada saya yaitu rusaknya selaput dara saya. Saya terasa sangatlah takut, bila A bakal meninggalkan saya, walau ia berjanji bakal terus setia.
Memanglah, A tak meninggalkan saya. Namun masuk th. ke-3, saya terasa tak dapat bertahan dengan A, lantaran banyak karena serta argumen. Saya terasa sangatlah takut, saya bingung apa yang perlu saya kerjakan bila saya bakal bertemumi nantinya. Sebagai seseorang gadis saya sadar ada yang sudah hilang dari diri saya. Namun saya masih tetap dapat bersukur lantaran saya tak kehilangan semuanya. Saya masih tetap mempunyai keperawanan saya.
Sesudah setahun berpisah, saya berpacaran dengan H. Dengannya, saya terasa temukan kebahagiaan kembali. Namun di dalam kebahagiaan ini, tiga bln. lalu saya dengar A menikah. Sungguh, saya tak dapat sembunyikan rasa sedih saya. Saya ingat apa yang sudah berlangsung pada diri saya. H ajukan pertanyaan mengapa saya beralih jadi pendiam. Saya katakan mengenai pernikahan A, serta apa jalinan saya dengan A, termasuk juga apa yang sudah berlangsung pada diri saya waktu berbarengan A.
Dengan penuh pengertian H menghibur saya. Dia terima saya sepanjang yang sudah berlangsung hanya suatu saat lantas. Jalinan kami juga tidak ada permasalahan. Namun mungkin saja suratan saya, sebulan lalu H wafat. Hancur hati itu. Saya kehilangan seseorang teman dekat, kakak, sekalian kekasih yang demikian tahu saya. Dua bln. sesudah kepergian H baru saya nekat menulis surat itu. Rasa sedih saya telah mulai reda, lantaran saya terus-menerus menyampaikan bahwa saya mesti ikhlas.
|
Gambar Tanda-tanda Selaput Darah Robek Karena Jari |
Dalam kesendirian itu saya mulai terasa ketakutan lagi. Saya tak mampu berterus jelas mengenai apa yang saya alami untuk yang ke-2 kalinya pada pria lain. Apakah saya mesti jujur pada orang yang nantinya bakal jadi pendamping hidup saya? Lalu bagaimanakah bila pria ini malah meninggalkan saya? Saya meyakini pria seperti H sangatlah langka. Saya mohon anjuran dari Ibu. Lantaran menurut saya penyesalan tak ada fungsinya. Yang butuh saya fikir langkah ke depan yang perlu saya ambillah. Atas perhatian serta sarannya, saya katakan banyak terima kasih. " (S di J)
Jawaban :
S sayang,
Seluruhnya pertanyaan Anda jawabannya YA. Jujur, ya butuh sekali jujur. Pria belum pasti tidak berbuat beberapa macam, benar sekali. Lelaki seperti H? Ya hanya satu ini sayangku. Penyesalan, memanglah tidak ada fungsinya di banding dengan utamanya memandang kehidupan itu ke depan. Melihat ke belakanglah untuk belajar agar tak berbuat kebodohan-kebodohan saat lantas lagi.
Sesungguhnya, Anda kan hidup dalam suatu kesangsian serta sinyal bertanya, apakah darah di jari bekas kekasih dahulu memanglah cedera pada selaput dara atau dari karena lain, bukan? Jalan keluar untuk suatu kesangsian cuma satu S, yakni mencari info akurat mengenai hal itu. Dalam masalah Anda ini berarti mendatangi dokter pakar kebidanan serta kandungan, minta untuk di check, apakah selaput dara Anda telah cedera, atau masih tetap utuh, lantaran darah tidak selamanya mesti bermakna selaput dara rusak.
Yang umum jadi ’penyakit perempuan’, kita itu takut bila mesti terima fakta, serta lebih suka pilih ada dalam keragu-raguan saja. Mengapa? Lantaran didalam kesangsian ini, kita masih tetap mempunyai celah atau kesempatan untuk berandai-andai, untuk berspekulasi, atau jadi melatih diri untuk yakin bahwa seluruhnya ini sesungguhnya tidak pernah berlangsung pada diri kita.
Sudah pasti, yang paling akhir itu telah menjurus ke kelainan jiwa, lantaran kenyataan lantas kita ’ubah’ jadi suatu hal yang sesuai sama harapan kita. Umpamanya, seseorang ibu sangsi apakah ia dapat melahirkan anak yang nantinya bakal dapat survive didunia itu lantaran ia sendiri terasa bahwa sebagai wanita hidupnya senantiasa tidak berhasil. Jadi ia yakin sekali bahwa ia tidak dapat hamil. Bahkan juga saat hamil juga ia selalu lakukan penolakan psikologis serta pada akhirnya tanpa ada diakui, ia lakukan apa sajakah untuk membahayakan janin yang ia kandung untuk pada akhirnya keguguran.
Jadi, hal semacam ini jadi relevan sekali dengan pertanyaan Anda mengenai kejujuran tadi. Yang paling sulit yaitu berusaha untuk senantiasa jujur pada diri sendiri. Lantaran itu bermakna kita mesti hentikan rutinitas menyampaikan, " Cobalah begini, ya…. ", atau " Kalau saja H hidup ya … " atau " Misal saja saya mempunyai banyak duit, kan saya dapat operasi vaginaplasti. "
Walau sebenarnya yang sebenar-benarnya, belum pasti, lo, selaput dara Anda memanglah telah cedera. Bila Anda jujur memandang diri, mencari kebenaran atas sangkaan Anda sampai kini, peluangnya hanya 2. Pertama, memanglah benar Anda telah tidak mempunyai selaput dara yang utuh. Ke-2, nyatanya tidak ada apa-apa, dia utuh-utuh saja. Apabila itu yang berlangsung, usai kan permasalahan yang sampai kini membebani fikiran Anda?
Apabila ada cedera, saya meyakini tak sobek seperti bila ada penetrasi oleh alat kelamin. Hingga, semoga saat Anda menikah, itu tidak terasakan sebagai hal yang mengganggu suami atau membuatnya jadi tidak yakin pada Anda bahwa sampai kini sesungguhnya Anda yaitu gadis yg tidak berpedoman aliran sex bebas.
Bahwa pria belum pasti tidak bakal berbuat beberapa macam itu memanglah benar. Bahkan juga sesungguhnya pernyataan yang lebih pas yaitu di saat saat ini umumnya pria memanglah inginkan beberapa hal yang terlampau jauh dari rekan perempuannya. Namun S, ada pepatah yang menyampaikan bahwa kita tidak pernah dapat mengatur datangnya angin, namun kita senantiasa dapat mengarahkan perahu kita untuk menyambut angin dari arah yang pas.
Berarti, apa yang datang ke diri kita atau berlangsung pada kita memanglah tidak pernah dapat kita kontrol seutuhnya, walau demikian kita mempunyai kontrol penuh atas diri kita, reaksi kita pada lingkungan dan ketentuan apa yang kita ambillah untuk kita lakukan dalam kehidupan itu.
Jadi, untuk lebih tegasnya, tangan lelaki tidak dapat masuk kan bila kita tutup rapat-rapat aurat kita? Tidak dapat kita dengan ’enteng’ menyampaikan saya terlena hingga lakukan jalinan sex, namun nyatanya teratur dikerjakan satu minggu 4 kali (kok seperti minum obat ya?). Bahkan juga, insya Allah tidak bakal berlangsung beberapa hal yang tidak kita kehendaki bila kita memanglah tidak berniat mencari tempat sepi, serta cuma ada berduaan dengan seseorang lelaki.
Sepakat sekali bila Anda katakan bahwa kita mesti berkonsentrasi pada saat depan, S, namun itu cuma dapat berguna maksimal bila kita mempunyai pemahaman yang benar pada diri, bikin maksud hidup yang pasti tentang apa yang mau kita raih dalam kehidupan, dan bangun dengan tegas serta terang, rambu-rambu yang kita tegakkan sendiri serta kita patuhi dengan cara konsekwen, hingga setiap waktu kita senantiasa dapat tahu, saya itu ada di jalur yang benar atau tak.
Yakin deh S, itu seluruhnya bukanlah hal yang gampang, lantaran hal tersukar dalam kehidupan itu sesungguhnya yaitu mengalahkan diri sendiri supaya senantiasa menempatkan nalar sebagai ’nakoda’ kita namun terus berikan ruangan pada emosi, untuk bikin hidup kita terus mempunyai nuansa.
Namun, sekali Anda sukses mengerjakannya, Anda tentu dapat lebih konsentrasi pada penambahan kwalitas diri, tak gampang terperosok kedalam jalinan yg tidak ’sehat’ dengan cara psikologis. Serta yang terutama, kesempatan untuk menyesal juga menyusut lantaran tiap-tiap aksi telah dipikirkan bebrapa masak konsekwensinya, termasuk juga saat mengambil keputusan bakal meniti jalinan dengan seorang.
Dua bln. memanglah saat yang singkat untuk dapat lupa pada seorang yang kita cintai serta pergi untuk selama-lamanya. Jadi janganlah paksa diri untuk pikirkan beberapa hal di sekitar pacaran atau mengawali jalinan lagi dengan pria lain. Terus kenang dia, namun dengan suatu kesadaran bahwa dunianya saat ini telah tidak sama serta pekerjaan Anda didunia itu telah beda dengan almarhum. Pelan-pelan Anda semakin lebih pintar memisah-milah mana masa lalu manis, serta mana hidup di alam riil yang perlu dihadapi serta diantisipasi permasalahannya. Oke?
Jaman saat ini, wanita memanglah mesti tegar S sayang, bahkan juga menurut saya, butuh lebih tegar dari lelaki, lantaran permasalahan kita memanglah banyak. Bakal jadi tambah banyak bila hal yang tidak bebrapa butuh juga masih tetap kita anggap sebagai permasalahan. Salam sayang.
Artikel keren lainnya: