Tindakam ESWL Batu Ginjal adalah? Biaya & Efek Sampingnya - Diketemukan tak sengaja oleh beberapa pembuat pesawat angkasa luar, penemuan itu lantas diaplikasikan dalam dunia kedokteran, terlebih dalam memecah batu ginjal tanpa ada pembedahan.
Saat ini suatu pesawat angkasa luar punya Jerman tertabrak meteor. Anehnya, benda-benda di dalamnya hancur, namun sisi luar pesawat cuma penyok! Walau sebenarnya ada ruangan pada dinding serta benda-benda tadi.
Sesudah di teliti, pada akhirnya diambil kesimpulan bahwa gelombang kejut yang datang dari fragmen-fragmen kecil yang melewati atmosfer bisa menghancurkan benda yang sangatlah keras. " Penemuan itu lantas diperkembang untuk dunia kedokteran, yaitu untuk memecah batu didalam ginjal, " tutur Dr. Agus Wibisono, kepala Instalasi RSP Pertamina, Jakarta.
Menurut Sandro Mihradi yang tengah meniti program doktor di Toyohashi University of Technology, Jepang, seperti tercatat dalam Berita Iptek, penelitian awal pemakaian gelombang kejut tadi hanya untuk lihat interaksinya dengan jaringan tulang pada makhluk hidup. Penelitian itu dikerjakan pada 1968 - 1971 di Jerman serta dengan cara kebetulan, ada seseorang pegawai perusahaan dengan cara tak berniat tersengat gelombang kejut ketika uji coba. Nyatanya gelombang kejut menyebabkan dampak sambilan yang rendah pada otot serta lemak. Diluar itu jaringan sel badan serta jaringan tulang tak alami rusaknya waktu dilewati gelombang kejut.
Th. 1971, Haeusler serta Kiefer mengawali eksperimen in-vitro penghancuran batu ginjal dengan gelombang kejut. Lalu pada 1974 pemerintah Jerman dengan cara resmi mengawali proyek riset serta aplikasi Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL). Awal th. 1980 pasien pertama batu ginjal diterapi dengan ESWL di Kota Munich memakai mesin Dornier Lithotripter HM1. Mulai sejak ini uji coba kelanjutan dikerjakan dengan cara intensif dengan in-vivo ataupun in-vitro. Pada akhirnya mulai th. 1983, ESWL dengan cara resmi diaplikasikan di RS di Jerman.
|
Gambar Tindakam ESWL Batu Ginjal adalah? Biaya & Efek Sampingnya |
Sesuai sama namanya, extracorporeal bermakna diluar badan, sedang lithotripsy bermakna penghancuran batu. Dengan cara harfiah ESWL mempunyai makna penghancuran batu (ginjal) dengan memakai gelombang kejut (shock wave) yang ditransmisikan dari luar badan. Jadi, tak memerlukan aksi pembedahan.
Nah, embel-embel tanpa ada pembedahan tadi sekurang-kurangnya bikin lega mereka yang takut dengan meja operasi serta opname dirumah sakit. Dalam therapy itu beberapa ribu gelombang kejut ditembakkan ke arah batu ginjal hingga hancur dengan ukuran serpihannya cukup kecil, hingga bisa di keluarkan dengan cara alamiah waktu kita kencing.
Walau nyaris seluruhnya type serta ukuran batu bisa dipecahkan oleh ESWL, mesti dilihat seberapa efisien serta efektif alat itu. ESWL cuma pas dipakai pada batu dengan ukuran kurang dari 3 cm serta terdapat di ginjal atau di saluran kemih pada ginjal serta kandung kemih (terkecuali yang terhambat oleh tulang panggul).
Terkecuali ukuran, type batu juga jadi bahan pertimbangan untuk dokter, apakah bisa dipecahkan oleh ESWL atau tak. Soalnya, ada type batu spesifik yang sangatlah keras hingga sulit dipecahkan. ESWL juga dipantang untuk mereka yang menanggung derita darah tinggi, kencing manis, alami masalah pembekuan darah serta manfaat ginjal, wanita hamil serta anak-anak, dan mempunyai berat tubuh berlebihan.
Sekarang ini telah nampak ESWL generasi ke empat. Cukup mengagetkan karena literatur paling akhir baru mengatakan generasi ke-2. Indonesia termasuk tak ketinggal ikuti perubahan paling baru mesin-mesin kedokteran. Dapat dibuktikan dua tempat tinggal sakit besar di Jakarta telah memilikinya.
ESWL generasi pertama masih tetap terbatas pada tingkat kesuksesan pasien terlepas dari batu sesudah aksi. ESWL ketika ini masih tetap membutuhkan pembiusan. Beberapa besar pasien terasa kurang nyaman. Generasi setelah itu, ESWL di buat tambah nyaman dengan memakai piezoelektrik, hingga pasien tak perlu dibius. Pada generasi ke empat dipakai elektrokonduktif.
Bagaimanakah gelombang kejut dihasilkan, lalu merambat masuk kedalam badan serta menghancurkan sasarannya, tanpa ada mengakibatkan kerusakan media yang dilewatinya?
" Meminimalisir " salah tembak
Sekarang ini ada tiga type pembangkit (generator) gelombang kejut yang dipakai dalam ESWL, yakni elektrohidrolik, piezoelektrik, serta elektromagnetik. Semasing mempunyai langkah kerja yang tidak sama, tetapi ketiganya memakai air atau gelatin sebagai medium untuk merambatkan gelombang kejut yang dihasilkan.
Diambil air atau gelatin karena karakter akustik keduanya paling mendekati karakter akustik badan (darah serta jaringan sel badan). Dengan hal tersebut pasien akan tidak rasakan sakit ketika gelombang kejut masuk kedalam badan.
Pembangkit elektrohidrolik memakai spark gap untuk bikin " ledakan " didalam air. Ledakan itu lalu membuahkan gelombang kejut. Sedang pembangkit piezoelektrik memakai dampak piezoelektrik pada kristal serta pembangkit elektromagnetik memakai style elektromagnetik untuk mengakselerasi membran metal dengan cara mendadak di air untuk membuahkan gelombang kejut.
Dari tiga type pembangkit diatas, elektrohidrolik adalah pemecah batu yang paling banyak dipakai sekarang ini. Pada umumnya gelombang yang dihasilkan generator pembangkit bakal difokuskan ke batu yang bakal dipecahkan lewat reflektor berbentuk lensa cembung-cekung atau keramik. " Namun pada generasi paling baru, reflektornya yang diarahkan ke batu terdiri atas banyak reflektor, hingga batu jadi cepat terurai, " tutur Agus Wibisono.
Awal mulanya, gelombang kejut yang dihasilkan generator cuma mempunyai desakan yang rendah. Lalu difokuskan pada satu tempat tempat batu ginjal ada. Cuma pada titik konsentrasi berikut gelombang kejut mempunyai desakan yang cukup besar untuk menghancurkan targetnya, hingga akan tidak mengakibatkan kerusakan sisi diluar daerah konsentrasi itu.
Operasi itu sendiri cukup nyaman. Pasien cukup berbaring diatas sumber daya gelombang kejut. Pada ESWL generasi paling akhir pasien bahkan juga dapat dioperasi dari ruang terpisah. Jadi, demikian tempat ginjal telah diketemukan, dokter tinggal menghimpit suatu tombol serta ESWL di ruangan aksi juga bergerak sesuai sama apa yang diinginkan dokter. Posisi pasien dapat telentang atau telungkup bergantung pada posisi batu yang ada.
Elektrokonduktif yang dipakai ESWL paling baru itu sangat mungkin batu lebih cepat terurai. " Reflektornya ada di sekitar batu. Focusing-nya banyak. Ibaratnya batu dikeroyok. Aksi itu jalan seputar 45 menit. Pada awal mulanya, kami membutuhkan expantion chamber untuk menyebabkan jarak pada sumber gelombang kejut dengan badan. Semakin ada jarak, semakin bagus, " terang Agus.
Pada liphotripter keluaran paling baru, biasanya dipasang peralatan yang meminimalisir resiko disebabkan salah " tembak ". Alat itu memonitor tempat batu ginjal dengan cara kontinyu serta saat itu juga, hingga tingkat akurasi tembakan sangatlah tinggi.
Diketemukan di Jerman Diperkembang di Prancis
Sesudah aksi ESWL sukses pada binatang, jadi aksi ESWL pada manusia mulai dikerjakan. Dengan dikerjakannya ESWL pada manusia, berlangsung revolusi dalam perlakuan batu pada ginjal serta saluran kemih. Uji coba memecahkan batu ginjal manusia dengan cara in-vitro dengan memakai gelombang kejut pertama kalinya dikerjakan pada 1972 di Munich, Jerman Barat.
Jerman adalah negara pelopor alat ESWL. Namun malah Prancis yang lalu meningkatkan serta melesat maju sebagai pembuat alat ESWL yang tambah nyaman serta aman dengan memakai piezoelektrik. Alat itu tak mempersyaratkan pembiusan pasien. Generasi paling akhir ESWL memakai elektrokonduktif.
Di Indonesia, histori ESWL diawali th. 1987 oleh Prof. Djoko Raharjo di Tempat tinggal Sakit Pertamina, Jakarta. Saat ini alat generasi paling baru Prancis itu telah dipunyai sebagian tempat tinggal sakit besar di Indonesia seperti Jakarta serta Bali.
Artikel keren lainnya: