Pengertian Penyakit Avian Influenza/ Flu Burung, Virus H5n1 Adalah ...? - Bahaya flu burung masih tetap selalu menghantui. Semua pihak terus mesti siaga pada gelombang ke-2 serangan flu burung. Terlebih, dengan terjadinya pergantian cuaca jadi lebih dingin mulai Agustus yang akan datang.
Direktur Tempat tinggal Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso Jakarta Santoso Suroso menyampaikan, September sampai April adalah waktu paling banyak berlangsung masalah influenza A yang puncaknya pada Januari. Virus H5N1, penyebabnya flu burung, termasuk juga virus influenza type A. Pada th. lantas, jumlah masalah flu burung naik dari mulai bln. September, Oktober, serta November.
" Bln. Mei termasuk juga tinggi lantaran ada kluster besar di Karo, " kata Santoso Suroso dalam diskusi dengan beberapa editor mass media berkaitan dengan kabar berita flu burung yang diadakan instansi Internews, Sabtu (1/7).
" Kita masih tetap butuh bersiap hadapi gelombang selanjutnya. Ditambah lagi lantaran di Indonesia virus penyebabnya flu burung masih tetap endemik serta dengan semua kemampuannya terus bertahan, " tuturnya.
Santosa menyampaikan, selama ini ada 53 masalah flu burung (confirmed), serta 40 salah satunya wafat dunia. Satu diantara penyebabnya tingginya kematian pada masalah flu burung lantaran pasien terlambat dibawa ke tempat tinggal sakit. Saat inkubasi virus itu 1-7 hari, sedang saat infeksi cuma sehari.
Jumlah pasien flu burung yang wafat dunia di Indonesia sampai kini menyamakan jumlah masalah wafat sepanjang tiga gelombang flu burung di Vietnam, yaitu th. 2003, 2004, serta 2005. Vietnam telah alami gelombang ke empat serta saat ini sudah menyebutkan bebas flu burung.
|
Gambar Pengertian Penyakit Avian Influenza/ Flu Burung, Virus H5n1 Adalah? |
Di Vietnam, pada gelombang ke-2 tidaklah terlalu banyak yang terserang flu burng. Walau demikian, angka kematiannya tinggi, yaitu meraih 80 %. Pada gelombang ketiga di negara ini, virus lebih gampang menular atau masalah makin banyak, namun tidaklah terlalu mematikan, atau angka kematian turun jadi cuma 48 %. Virus nyaris sama atau cuma berlangsung sedikit mutasi.
Sudah pasti masalah flu burung di beberapa negara tidak bisa digeneralisasi. Virus H5N1 di Indonesia, umpamanya, sifatnya sendiri. Virus itu mengelompok dalam satu cabang dan terbuka peluang berkembang jadi satu grup yang ganas lantas menular antarmanusia. " Mudah-mudahan tak sekian, " katanya.
Bertemu dengan flu burung seperti lautan misteri yang masih tetap di cari tepiannya.
Dia menyampaikan, keberhasilan Vietnam dalam mengeliminasi virus avian influenza (flu burung) terlebih lantaran kemampuan dalam surveilans. " Surveilans sangatlah utama, yaitu mencari bukti dengan kontrol unggas dengan resiko tinggi. Namun benar-benar sangat mahal. Untuk satu rapid test (bahan uji cepat) perlu 10 dollar, " tuturnya.
Cuma saja, surveilans bukanlah hanya satu jaminan. Rapid test paling baik sensitifitasnya cuma 40-50 % hingga barangkali waktu dites akhirnya negatif, namun nyatanya unggas memiliki kandungan virus.
Di Indonesia, pasien flu burung paling banyak di perkotaan terlebih yang padat masyarakat serta unggas. Selama ini penularan dengan cara segera sebesar 23 % serta tak segera sebesar 25 %, bekasnya tak dapat diambil kesimpulan dan sebagainya.
Kurangi resiko
Dia menyampaikan, aspek resiko flu burung tak hanya unggas saja lantaran susah tahu unggas yang terinfeksi virus H5N1. Aspek lingkungan jadi sangatlah utama. Sekurang-kurangnya orang-orang bisa melakukan tindakan untuk kurangi resiko terinfeksi virus itu dari unggas.
Satu diantara langkahnya yaitu orang-orang baiknya hindari kontak segera dengan unggas ternak atau liar. Bila sangat terpaksa kontak dengan unggas, pakai sarung tangan serta masker.
Sebisa-bisanya jauhi daerah dimana ada ternak unggas yang terinfeksi H5N1. Aksi mencegah yang utama adalah membersihkan tangan dengan air serta sabut atau pembasuh tangan mengandung alkohol sekerap mungkin saja.
Artikel keren lainnya: